MEDIA TERDEPAN DAN TERPERCAYA

23 April 2017

Ibu ... Rindu Ini Menyiksaku...

Loading...
Loading...

Ibu…

Wanita yang paling bahagia dan yang paling kami cinta .

Tepatnya 20 tahun yang lalu di Hari Kamis, Tanggal 14 April 1997, mungkin hari itulah terakhir kalinya kami melihatmu .

Wajahmu terlihat begitu lelah dan begitu sedih meninggalkan kami berdua anakmu yang paling ganteng di dunia ini .

Sampai saat ini kami sangat mengidolakanmu, wanita yang paling tangguh di dunia. Wanita yang saat itu selalu mendengarkan tangisan kami. Aku belum bisa memberikan apa – apa namun kau telah pergi bersama Bapa di Sorga.

Saat itu aku masih berumur 6 tahun dan adikku masih berumur 3 tahun dan pastinya belum mengerti apa artinya kehilangan seorang Ibu namun terasa kini betapa bahagianya anak - anak di luar sana memiliki seorang Ibu.

Anak – anak di sampingku begitu bahagia ketika mereka berprestasi selalu di dampingi seorang Ibu yang sangat menyayanginya.

Ibu…

Tahukah kamu betapa sedihnya hati kami…

Aku seperti mafia yang terasingkan di dunia ini. Di saat sekolah dulu aku selalu terdiam melihat mereka di peluk oleh Ibu nya. Bahagia mereka seakan menyiksaku. Walaupun kadang aku memiliki prestasi seakan tidak ada gunanya . Untuk apa sih? Bangga nya apa sih? Ku lihat mereka tertawa, di sayang bagaikan seorang anak raja.

Ibu…

Apakah aku terlahir tidak istimewa seperti mereka?

Apakah aku memang anak yang paling kurang ajar?

Apakah aku memang tidak pantas di sayangi seorang Ibu ?

Apakah aku tidak layak mendapatkan pelukan seorang Ibu?

Apa sih salahku?

Ibu….

Aku benci mereka.

Ya ,kenapa setiap melihat mereka di samping Ibunya aku selalu marah?

Wajar kah sifatku seperti itu Ibu?

Ibu…

Engkau hanya diam saja,mungkin benar surga itu ada dan memang indah sehingga engkau tidak memperdulikan kami lagi.

Banyak cerita yang sangat ku benci yang tidak bisa aku ceritakan disini .  Lelah aku berpikir bahwa surga itu ada di telapak kaki Ibu. Seakan itu hanya bualan semata bagi kami.

Ibu…

Haruskah secepat itu engkau meninggalkan kami?

Di luar sana anak – anak yang lainnya mendapatkan jutaan waktu bersama Ibu mereka dan itu selalu kami lihat namun kami hanya mendapatkan ratusan ribu jam dari seorang Ibu. Apakah itu cukup Ibu?

Kami pikir tidak. Kenapa kami bilang tidak cukup?

Bayangkan Ibu di setiap ulang tahun mereka . Mereka selalu mendapatkan pelukan yang sungguh manis dan doa yang paling tulus dari seorang Ibu.

Mereka selalu tertawa , bahagia dan Ibu mereka selalu mengeluarkan tetesan air mata bahagia dan tetesan air mata itu terlihat jelas di depan kami dan seakan itu menyiksa kami di saat mereka bahagia.

Ibu…

Apakah Ibu merasakan yang kami rasakan?

Sakit dan pahit itu selalu kami telan setiap tahunnya bahkan setiap waktu kami selalu mengharapkan kehadiranmu.

Ibu ..

Mengapa engkau begitu egois kepada kami?


 
Ibu …

Apakah kami anak yang paling nakal?

Kami minta maaf Ibu.

Mohon maafkan kami, kehadiranmu sangat kami harapkan . Kami rindu ucapan yang paling istimewa darimu sebagai seorang Ibu agar kami merasakan bahagia seperti yang mereka rasakan.

Ibu…

Semoga semua yang kami alami tidak terjadi pada anak – anak kami. Biarlah kami saja yang merasakan di tinggalkan seorang Ibu saat masih kecil. Jika kelak aku memiliki seorang istri. Aku ingin mendapatkan wanita yang sepertimu. Dirimu tak tergantikan oleh waktu bahkan apapun juga yang ada di dunia ini.

Ibu…

Mohon maafkan kami anak – anakmu . Kami berdua sudah bekerja . Anakmu yang paling sulung berada di Jakarta dan yang paling bungsu bekerja di Pekanbaru dan bulan 11 nanti aku akan wisuda . Aku mengharapkan doamu selalu menyertai kami.

Ibu…

Mungkin tulisan ini akan di baca oleh jutaan orang. Aku berharap mereka mendoakanmu agar Ibu bisa tenang bersama Bapa di Sorga dan mereka yang mendoakan bisa lebih lagi mencintai Ibu mereka saat ini ( Saat mereka masih bisa melihat Ibu mereka ) .

Cinta kami untuk Ibu tidak bisa kami tuliskan dengan kata – kata.

Jakarta , 23 April 2017


 
Robby Paul Mangunsong
Penulis
Loading...
LANGSUNG SHARE KE MEDSOS...